PT. ANEKACIPTA SANTOSORAYA - GRUP PT. GRIYO MAPAN SANTOSO
Cari Blog Ini
Jumat, 25 November 2011
SOHO A.YANI - SURABAYA
SOHO A.YANI - SURABAYA
Sebuah konsep Pertokoan dan Perkantoran yang di hadirkan di kawasan Pemukiman Ekslusive - Central Park A.Yani.
Terbagi 2 bagian : Sisi Blok A diperuntukan sebagai Restauran, Cafe, Toko Roti, Butik, Salon/ SPA .
Sisi Blok B bisa dipergunakan sebagai Perkantoran, Butik , Salon dan Pertokoan.
Dengan jumlah unit yang terbatas pada sisi A terdapat Lahan terbuka yang cukup Luas bisa dimanfaatkan sebagai tempat makan terbuka.
Senin, 10 Oktober 2011
DEKONSTRUKSI DALAM ARSITEKTUR PROBLEMATIK DEKONSTRUKSI ATAU DEKONSTRUKTIVISME
Dengan atau tanpa label, gejala yang di sebut
“DEKON” secara nyata telah dirasakan kehadirannya dalam bidang
arsitektur. Namun adalah tugas para teorikus dan kritikus arsitektur
untuk meneliti lebih mendalam gejala tersebut, mengidentifikasikan
karakteristiknya, mengemas dan membubuhinya dengan label yang
dianggap paling tepat, serta mendaurkannya dalam wacana arsitektural.
Sejak
tahun 1988, gejala ‘Dekon’
dalam arsitektur telah menjadi tajuk perdebatan yang hangat. Usaha
untuk mencari kejelasan tentang gejala tersebut telah ditempuh
melalui berbagai cara : symposium, pameran, essay, buku, wawancara
dan lainnya. Kontroversial yang paling seru terutama menyangkut label
yang dibubuhkan pada gejala tersebut. Manakah yang tepat :
‘Dekonstruksi’
atau ‘Dekonstruktivisme’
?
Masing-masing
label tersebut mengacu pada asumsi, sudut pandang, interpretasi dan
implikasi yang berbeda.
Label
‘Dekonstruksi’
secara luas digunakan dalam lingkungan intellectual di Perancis dan
Inggris, berlandaskan pada asumsi bahwa gejala ‘Dekon’
secara langsung berkaitan dengan filsafat kritis Jacques
Derrida.
Label tersebut secara resmi dikukuhkan dalam “
International Symposium on Deconstruction ”
yang diselenggarakan oleh Academy Group di Tate Gallery, London
tanggal 8 April 988, dimana kehadiran Derrida diwakili oleh rekaman
video wawancaranya.1
Sabtu, 08 Oktober 2011
PROYEK - PROYEK KOMERSIAL
Ruko HR.Muhammad - owner Trijaya Kartika,Pt. |
render senja - proyek th.2003 |
Descriptions
Bangunan komersial merupakan bangunan gedung yang difungsikan untuk mewadahi aktivitas komersial yang bertujuan mendatangkan keuntungan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk menunjang keberhasilan fungsinya, perancangan bangunan komersial perlu mempertimbangkan berbagai aspek baik dari sisi tampilan bangunan, pertimbangan efisiensi, keamanan, maupun peluang pengembangan.
Lebih jauh lagi, pertimbangan-pertimbangan tersebut perlu disesuaikan dengan jenis aktivitas komersial yang diwadahi dalam bangunan tersebut sehingga hal ini bersifat fleksibel. Atas dasar pemikiran tersebut, buku Panduan Perancangan Bangunan Komersial hadir sebagai bekal bagi para perancang bangunan komersial maupun para praktisi ekonomi. Pemahaman terhadap materi buku ini juga dapat digunakan sebagai bekal untuk mengevaluasi kualitas rancangan sebuah bangunan komersial.CENTRAL PARK AYANI , Generasi ke-2 PT.Griyo Mapan Santoso
Main Gate |
Wall Corridor |
Type Regal |
Type Imperial |
Add caption |
Add caption |
Add caption |
CENTRAL PARK MULYOSARI cikal bakal perumahan premium PT.Griyo Mapan Santoso
Berawal dari CENTRAL PARK MULYOSARI di tahun 2000, PT.Griyo Mapan Santoso tumbuh sebagai Developer yang membangun perumahan dengan kualitas dan harga rumah untuk kelas menengah ke atas.
Diatas lahan lebih dari 10 ha dibangun 23 unit ruko 3 lantai, Fasilitas taman yang luas, Bangunan Sekolah, pusat perbelanjaan, restorant ternama hanya bagi 139 unit rumah.
Dengan 'One Gate system' lahan seluas 24.000 m2 hanya diperuntukkan 49 unit rumah kelas menengah ke atas.
Seni Bangunan Dekonstruksi : Mengada-ada atau Perlu Ada?
Wacana mengenai seni bangunan dekonstruktif telah sedemikian luas dan diketahui oleh para pelajar maupun para mahasiswa arsitektur Indonesia. Sekalipun demikian, untuk mendalami masalah sebenarnya yang menjadi pokok pembicaraan masih diperlukan waktu yang lebih intensif. Kesempatan inilah yang digunakan oleh tulisan ini. Mencoba mengkaji dasar pemikiran deconstruction dalam konteks seni bangunan.
Gagasan deconstruction seperti diketahui bukan berasal dari seorang arsitek, tetapi dari pemikir dan kritikus literature, Jacques Derrida. Gagasan ini berpengaruh luas melalui karya-karya Derrida (1921-) sejak terbitnya De la Grammatologie (1976) hingga La verite en peinture (1987). Derrida sudah tentu tidak memperoleh gagasan itu tiba-tiba dari langit biru. Gurunya: Martin Heidegger (1889-1976), pemikir German, telah membukakan jalan untuknya melalui Sein un Zeit (1927). Ketertarikan publik arsitek terhadap karya-karya Derrida berinteraksi dan bekerjasama dengan arsitek Bernard Tschumi dan Peter Eisenmann.
Parc de la Villette
1984
Repro.
|
Secara singkat apa
yang tersirat dan tersurat dalam deconstruction bergerak dalam
nuansa antara gagasan dan metodanya. Rumusan Derrida mengenai
deconstruction tidak pernah secara definitive diperoleh.
Kesulitannya terletak pada phenomenon deconstruction sebagai
gejala “mengada” yang tidak pernah menuju ke arah kebakuan.
|
Langganan:
Postingan (Atom)